Facebook: Status Penting, Status Gak Penting

by xvader

Facebook, platform social networking besutan Mark Zuckerberg yang berawal dari ruang kamarnya di Harvard beberapa tahun lalu, kini semakin populer dan semakin dalam menancapkan kuku-kukunya ke para pengguna internet, khususnya Indonesia. Bila dulu di Indonesia, Friendster menjadi raja, sekarang perlahan tapi pasti posisi itu mulai tergeser oleh Facebook.

Di Indonesia sendiri jumlah pengguna Facebook mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu mencapai 40% atau sekitar 1.546.456 juta pengguna. Dan untuk peringkat pengguna Facebook dunia, saat ini Indonesia berada di urutan kelima dibawah Kanada, Turki, Perancis, dan Australia. Tapi untuk peringkat jumlah akses ke Facebook, Indonesia menduduki peringkat 1 diatas negara-negara lainnya [1].

Bila ditilik dari segi usia, antara Friendster dan Facebook, Friendster terpaut dua tahun lebih tua (2002) dibanding Facebook yang ‘dilahirkan pada 4 Februari 2004 [2][3].

Tidak mengherankan bila Facebook lebih digandrungi. Integrasi beragam fitur dan citarasa yang ditawarkan oleh era Web 2.0 disajikan dengan lengkap dan ciamik oleh para ‘koki’ Facebook. Mulai dari fitur blogging yang diperankan oleh Notes/Catatan, microblogging yang dimainkan oleh Status, hingga photo and video sharing pun diakomodasi olehnya (bahkan jumlah foto yang di-hosting oleh Facebook menginjak angka 15 miliar foto, dua belas miliar lebih banyak daripada Flickr yang ‘berspesialisasi’ di ‘lahan’ photo and video sharing [4] namun lima miliar lebih sedikit dibanding Imageshack [5]).

Berbicara mengenai Facebook berarti berbicara mengenai social networking (jejaring sosial). Berbicara mengenai social networking berarti berbicara mengenai kehidupan sosial bermasyarakat. Namun kehidupan sosial di Facebook sedikit berbeda, disini orang tidak bertatap muka secara langsung melainkan diperantarai oleh seperangkat komputer yang terhubung ke jaringan internet. Meskipun begitu, etika berkehidupan sosial di dunia nyata hendaknya tetap dipegang teguh serta diterapkan dengan baik di dunia maya ini.

Seperti salah satu pandangan Humanisme yang digarisbesarkan oleh Carl Rogers; manusia berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan, dan mengaktualisaasikan diri [6]. Facebook merupakan salah satu sarana bagi manusia modern untuk mengaktualisasikan dirinya, terutama untuk menjaga komunikasi dengan teman-temannya yang terpaut perbedaan jarak dan waktu yang jauh. Melalui Facebook seseorang dapat bertemu lagi dengan teman-temannya di masa lalu, dengan orang yang pernah dicintainya semasa SMA/kuliah dulu, dengan kerabat dekat dan kolega, bahkan dengan artis/orang terkenal favoritnya, dan lain-lain.

No comments:

Post a Comment

Isi Komentar anda di sini