Ari-Ari Bayi




Tiap daerah di Nusantara mempunyai adat yang berbeda dalam merawat tembuni (ari-ari) sewaktu bayi lahir. Di Jawa sendiri terdapat beberapa variasi, ada yang ditanam sesegera mungkin di rumah orang tuanya, ada yang dihanyutkan ke sungai atau laut, ada juga setelah dimasukkan ke bejana tanah (kendil) kemudian digantung pada blandar (tiang melintang) di dapur atau ruang tengah (sentong).

Perbedaan ini tidak menjadikan masalah, seperti di daerah Jogja dan Solo kebanyakan tembuni diperlakukan dengan ditanam di tanah. Sementara disebagian wilayah Karesidenan Kedu, khususnya Wonosobo, Karesidenan Banyumas, serta di daerah sekitar Karanganyar dan Tawangmangu, para orang tua lebih suka menggantung tembuni yang dimasukkan ke dalam bejana tanah. Untuk sebagian daerah pesisir, cukup banyak orang yang lebih suka menghanyutkan (melabuh) tembuni tersebut.

Meski ada beberapa macam cara memperlakukan tembuni, namun ada satu kesamaan, yaitu setelah dicuci dan dibersihkan dengan hati-hati menggunakan air bersih, tembuni dimasukkan ke dalam bejana tanah. Kemudian disertakan juga beberapa ’uba-rampe’ ke dalamnya. Secara detail tata-cara tersebut diuraikan dalam baris-baris Kidungan di bawah ini:

KIDUNGAN PANGRUKTINING ARI-ARI

(1) Bebukane golong-galing kaki (utawa : nini), putu banteng Wulung.
Kaki Among Nini Among kiye, lah tunggunen gusti arsa guling, sira sun opahi striya mujung.

(2) Kakang Kawah Adi Ari-ari payo pada nglumpuk.
mBok Nirbiyah lan Diah den age, batok bolu lan uyah ywa kari, lan arta rong duwit, dome aja kantun.

(3) Beras abang lawan lenga wangi, miwah gantal loro.
Tetulisan Arab lan Jarwane, den lebokken ing kendil tumuli, nganggo lawon putih, karya lemek iku.

Tiga bait Kidungan di atas menerangkan secara gamblang perlengkapan apa saja yang harus dimasukkan ke dalam bejana tanah bersama tembuni Sang Bayi, yaitu: garam, uang sepasang, jarum yang tajam, beras merah, gantal (sirih yang digulung dana diikat) dua ikat, kertas yang bertuliskan huruf Arab, Latin dan Jawa. Sebelumnya dipersiapkan dahulu kain mori putih secukupnya sebagai alas tembuni dan berbagai perlengkapan yang menyertainya. Kemudian minyak wangi disiramkan secukupnya, kain putih dari ujung ke ujung ditangkupkan dengan rapi, terakhir kendil ditutup dengan tutupnya.

Garam merupakan simbol kehidupan, dan nantinya si anak jika besar akan mampu ’menggarami’ dunia, agar menjadi tempat yang nikmat dan enak bagi siapa saja bak rasa masakan yang lezat. Uang menggambarkan harapan, kelak nanti sang Anak tidak akan kekurangan dalam hal materi. Berjumlah sepasang, agar dalam mencari materi dia tetap menjaga hubungan baik dengan orang-orang disekelilingnya, tidak asal ’tabrak’ dan juga agar tidak lupa bersedekah jika lebih.


Jarum yang tajam adalah gambaran pikiran yang tajam dari sang anak. Beras merah meyimpan harapan agar sang anak tidak pernah kekurangan pangan. Dipilih Beras Merah dengan maksud apa yang dimakan memberikan kekuatan dan kesehatan bagi sang bayi. Beras Merah juga menggambarkan kejujuran dalam berusaha, dan lambang keterikatan dengan keluarga. Sedang warna merah sendiri dalam budaya Jawa menggambarkan sisi keduniawian dari kehidupan. Kertas bertuliskan huruf Arab, Jawa dan Latin, dimaksudkan agar sang anak akan menjadi anak yang beragama, cerdas secara spiritual, emosi dan rasio. Gantal (sirih) menjadikan anak tumbuh sehat dan kuat, serta kelak akan mendapat jodoh yang ideal. Kesemuanya itu beserta tembuni dimasukkan kedalam mori putih, sebagai lambang kepasrahan kepada Yang Maha Esa atas segala doa dan harapan yang dibubungkan dan daya upaya yang telah dilakukan.

Selanjutnya kita simak lanjutan Kidungan di atas tersebut sebagai berikut:

(4) Kutu-kutu walang ataga sami, bareng laringong.
Kang gumremet kang kumelip kabeh, lah tunggunen gusti arsa guling sira sun opahi, jenang sungsum telu.

(5) Dandanane saking suwarga di, batok isi konyoh.
Batok tasik tapel lan pupuke, ana nggawa bokor lawan kendi, ana nggawa maning kebut wiyah payung.

(6) Widadari gumrubyung nekani pra samya amomong ana ngreksa in kanan kering.
Ana nggawa kasur lawan guling kajang sirah adi, kemul sutra alus.

(7) Benjang lamun bayi neka nangis, ingembana gupoh.
Marang latar pojok lor prenahe, pra leluhur rawuh anyuwuki, meneng aja nangis, jabang bayi turu.

Bait 4, menyatakan agar si Orang Tua membuat bubur sumsum sebagai sarana penolak segala penyakit dan bahaya. Kemudian di saat akan menananam kendil berisi tembuni, Bapak dan Ibu harus berdandan rapi seperti akan pergi ke pesta. Kendil di gendong menggunakan selendang, dan dilambari kasur kecil lengkap dengan bantal dan gulingnya, serta diselimuti sutra halus. Sang Ayah berdiri di sampingnya sambil memayungi Sang Ibu yang menggendong kendil berisi tembuni, di tangan satunya membawa kebutan.

Selanjutnya kendil tersebut dimasukkan ke dalam lubang tanah yang telah disiapkan dan ditimbun dengan rapi. Bila malam datang, tepat di atas timbunan itu diberi lampu minyak tanah (senthir), dan agar tidak mati tertiup angin ditutupi oleh kendil yang dibalik yang telah dilubangi dasarnya. Biasanya pemasangan senthir ini dilakukan minimal 35 hari (selapan) dan kadang sampai 3 bulan lamanya.

Dalam bait terakhir, dinyatakan apabila kelak sang bayi menangis terus. Maka orang tua harus menggendongnya ke pojok utara pekarangan rumahnya, dengan maksud agar para leluhur datang untuk menghibur bayi agar tenang.

Mall Top 100 Tembesi Riwayatmu kini!!

Bertebarannya Mall-mall dan pusat perbelanjaan di Batam akhir-akhir ini seolah ibarat hidup satu mati satu,dan kalau bertahan pun pasti isinya itu-itu saja.
Salah satu yang akan saya tulis kali ini adalah Mall TOP 100 di Tembesi. Mall yang di buka pada Juni 2010 itu kini hanya ramai di luarnya saja (area hijau di jadikan tempat angkringan),sementara di dalam mall yang megah di biarkan kosong,karena banyak kios yang memilih tutup.
Suasana di parkiran mall Top 100
Sebenarnya Lokasi mall ini sangat stategis karena berada di daerah jalan utama Mukakuning-Batu Aji,tapi entah mengapa mall ini seolah hidup segan mati tak mau.Memang di belakang mall terdapat kolam renang yang sedikit banyak juga memberi kontribusi akan keramaian mall,dan beberapa bulan terakhir pihak pengelola juga merubah jalur masuk mall yang sebelumnya di samping SPBU kini menjadi sebaliknya dan masuk pun sekarang di gratiskan alias bebas parkir.
Suasana Mall pada malam hari

Salah satu sebab menurut saya kenapa mall ini sepi adalah..(he..he..sok jadi pengamat ceritanya ini)Tidak ada keistimewaan dari mall ini di bandingkan mall -mall lainnya di Batam, itu yang pertama. Yang kedua adalah Mayoritas Penduduk di Batu Aji adalah kelas menengah ke bawah,jadi sangat jarang mereka pergi ke mall untuk belanja,mending ke pasar kaget saja..(he..he betul ngga).jadi kalaupun ada yang ke mall dapat di pastikan mereka TIDAK berbelanja melainkan cuci motor saja..eh..cuci mata maksudnya..
Yang ketiga adalah Mall TOP 100 Terlalu memaksakan di buat Exclusive seperti di daerah Nagoya..loh maksudnya apa itu exclusive..maksud saya adalah di buat mewah..seakan-akan memberi tahu pengunjung..He..pengunjungku kamu kalau pake sendal jepit dan celana norak..jangan maen ke sini..
nah ini yang bertolak belakang dengan karakteristik dari penduduk batuaji pada umumnya.
Depan mall yang ramai oleh Angkringan

Semoga kupasan singkat di atas menjadi masukan bagi para pembaca blog saya ini yang ingin membangun mall di daerah Batam atau lainnya..he..he terima kasih telah sudi mampir..

Pasar Kaget


Banyak sudah sekarang tempat-tempat berjualan di batam ini mulai dari pasar swalayan orang menyebutnya pasar modern ,pasar basah tradisional sampai pasar kaget .Entah kenapa kok bisa dibilang pasar kaget apa mungkin para pembelinya merasa kaget dengan harganya ,tapi bukan itu penyebabnya kenapa dibilang pasar kaget,bayak orang memilih berbelanja di pasar ini terutama para ibu-ibu yang kesehariannya masih bekerja di PT jadi tidak sempat lagi kalau pagi-pagi harus pergi ke pasar.
Cocok sekali pasar kaget ini sebagai pilihan utama tempat berbelanja disamping harga yang murah malah bisa di bawah harga basah tradisional lho.Dan juga sayuran yang di jajakan masih segar-segar
Deretan Parkir Motor Di Pasar kaget Putri Hijau
.


Pasar  kaget itulah namanya dan orang menyebutnya ,awal mula dari 2 atau 3 orang pedagang yang berjualan sampai bertambah banyak yang jualan tanpa di plaining atau di rencanakan didirikan pasar ini, Dari sayuran ,BS ( Barang Sekenan ) sampai electronic pun ada .Tak di sangka di tempat ini biarpun lesehan untuk menjajakan dagangan nya sampai-sampai Hp pun ada juga di jual di sini.Salah satu lokasi pasar kaget yang sering kami kunjungi ialah di Putri Hijau Batuaji,TS(Taman Lestari) dan kadang kadang sampai ke Kavlig sana jika waktu mendekati lebaran...he..he
       
        Yang namanya pasar pasti ramai tapi tak seramai pasar kaget ,berbagai macam kebutuhan dapur ada di sana. Tidak perlu takut lagi kalau mau apa-apa di pasar kaget pasti ada tinggal pilih dan tawar harganya kalau cocok beli kalau gak cocok gak usah beli heheheh malu-maluin partai aja. tapi sekedar buat lihat2 saja biarpun pun tidak beli ( maklum aja kalau pas tanggal Tua ) puas rasanya dan hilang penat kita seharian bekerja di PT.
         Gak salah salah lagi pasar ini di sebutnya PASAR KAGET soalnya memang bikin kaget para pembeli saya pun terus terang ikut kaget juga tapi et jangan pingsan nanti repot siapa yang mau ngotong ( angkat ) di sarankan sebelum pergi ke pasar kaget harus Fit kondisinya soalnya ramai kalau gak tahan bisa pingsan.

Bakso Di Pasar kaget
        Ini gambaran pasar kaget tanpa ada pendirinya dan juga tanpa peresmiannya siapa yang tanda tangan atau potong pita orang tak tau ,,, Dan juga kapan Ulang tahunnya pasar kaget ini,,, orang tak tau,,susah kalau untuk menjelaskan kapan pasar kaget ini didirikan bahkan intansi pemerintahan pun tak tau. Tapi yang penting jangan kena gusur saja soalnya rakyat kecil mereka hanya mengandalkan ini sebagai lahan pencari nafkah atau menyambung hidupnya di dunia ini.

Golden City Bengkong Laut

Sejak dibuka 26 Maret 2009 tahun lalu, Golden City sudah banyak dikunjungi wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Walaupun jalan-jalannya belum semuanya diaspal.
Dari semua fasilitas yang ada, Kapal Laksamana Ceng Ho yang paling terkenal.Miniatur armada panglima muslim di zaman kerajaan Dinasti Ming abad ke-15 ini menjadi favorit pengunjung.


 Jika pernah mengunjungi Golden View Hotel atau Restaurant Golden Prawn yang terkenal itu maka kita tidak akan banyak mengalami kesulitan menemukan tempat ini karena letaknya masih satu kompleks dengan hotel dan restaurant tersebut. Tanya saja ke orang-orang arah ke Golden View Hotel atau Restaurant Golden Prawn. Sesampainya di sekitar tempat itu, carilah jalan tanah di sisi kiri jalan setelah Restaurant Golden Prawn. Namun Anda bisa juga memasuki areal wisata ini melalui pintu masuk depan Golden View Hotel atau Restaurant Golden Prawn.







Tempat rekreasi yang satu ini menawarkan paket-paket permainan yang beragam untuk berbagai usia pengunjung. Salah satunya yang dapat menguji adrenalin Anda adalah gokart race dimana Anda dapat memacu mobil kart ini sepuasnya. Permainan ini ternyata banyak diminati oleh turis-turis asing seperti yang saya lihat sewaktu pergi ke sana.
Bagi yang ingin mencoba tantangan lain, dapat mengunjungi permainan flying fox yang kemarin juga mendapat minat dari rombongan wisatawan asing. Lintasannya cukup panjang melewati di atas sebuah kolam besar. Sementara anak-anak Anda dapat menikmati ikan-ikan yang dipelihara di kolam tersebut sekaligus diajak memberi makan ikan. Jika sudah bosan, anak Anda dapat diajak memasuki wahana permainan khusus anak-anak.
Untuk yang suka bermain sepeda air kayuh bisa juga mencobanya juga di lokasi Golden City Batam ini. Atau kalau Anda dan anak-anak gemar berenang, telah disediakan lokasi khusus dimana tempatnya telah didesain secara khusus agar tidak terlalu berbahaya. Pengelola telah membuat semacam pantai buatan dengan membendung sebagian pantai sehingga ombak dari laut tidak menghempas langsung ke pantai. Penat dengan permainan-permainan di atas, Anda dapat berfoto di depan sebuah kapal yang katanya merupakan kapal Cheng Ho bertuliskan Golden Cheng Ho II.
Wahana lain yang pasti menarik bagi anak-anak adalah Taman Miniatur Rumah Tradisional Indonesia dimana di tempat tersebut dibangun replika rumah tradisional dari berbagai provinsi di Indonesia. Juga ada patung-patung binatang yang bisa dijadikan latar untuk berfoto ria.

Tanjung Pinggir Sekupang

View Singapore

Beberapa hari yang lalu dengan mengendarai sepeda motor butut kami sekeluarga berkunjung ke Tanjung pinggir Sekupang, (anak yang paling besar Rarasya di tinggal)..he..he dia ngga mau lagi pergi sama orangtuanya..maklum udah ABG..
Pantai Tanjung Pinggir adalah pantai di pinggiran Batam yang mempesona, letaknya berhadapan langsung dengan singapura, pantai Tanjung Pinggir terletak di Kecamatan Sekupang, Batam, Kepulauan Riau. Dari pantai ini pengunjung bisa melihat panorama gedung pencakar langit singapore. Gedung kembar tiga Marina Bay Sands nun di teluk Marina Singapura juga tampak jelas.
Tari sedang usil dengan adiknya
 Jika hendak menuju pantai ini saya sarankan untuk membawa perbekalan dari rumah,mulai dari makanan,minuman dan juga tikar.karena di sana udaranya laparrr terus..he..he..

 Pantai ini memiliki karakter yang bersih dan terawat dengan pasir pantai berwarna coklat dan lembut. Membentang kurang lebih 300 meter dari timur ke barat.  Pada dasarnya pantai ini bukan pantai pasir, karena banyak bagian dari pantai ini yang berbatu-batu, sehingga jangan harap untuk bermain istana pasir, paling cocok untuk duduk bersantai dan memancing, ketika surut wisatawan juga bisa mencari kerang,  ikan-ikan kecil, batu lain yang indah, fauna laut yang terjebak di kubangan karena terlambat mengikuti surutnya air.
Tari Dan Rere Bermain di pantai tanjung pinggir

Pantai ini akan ramai ketika akhir pekan, banyak wisatawan lokal memanfaatkan liburan mereka untuk menikmati pesona pantai tanjung pinggir, dan bersenang – senang dengan keluarga.
Pantai ini bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat atau sepeda motor.  Untuk mengatasi rasa lapar, di pantai ini banyak sekali warung sehingga anda tidak perlu khawatir perut kosong ketika bermain. Sempatkan untuk mengunjungi pantai ini, lihat panorama gedung singapura dari daratan indonesia, semoga liburan anda menyenangkan.Mau mandi air Tawar juga ada loh.. mushola ada juga, pokoknya lengkap.
harga Tiket masuk 5000 untuk sepeda motor dan 10.000 untuk Mobil

Jembatan Barelang


Barelang adalah sebuah nama yang sangat tidak asing lagi di telinga. Terutama untuk penduduk di Pulau Batam, juga bagi turis lokal dan mancanegara. Lokasi Jembatan Barelang terletak sekitar 20 kilometer dari pusat kota Batam, provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.
Jembatan Barelang terdiri dari  enam buah jembatan yang menghubungkan tiga pulau besar dan beberapa pulau kecil yang termasuk dalam provinsi Kepulauan Riau. Nama Barelang sendiri merupakan kepanjangan dari Batam-Rempang-Galang. Batam-Rempang-Galang adalah nama tiga buah pulau besar yang dihubungkan oleh jembatan ini.


Jembatan ini dibangun pada tahun 1992 dan selesai tahun 1998, pemrakarsanya  adalah Bapak B.J Habibie yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi. Pembangunan jembatan ini menghabiskan biaya lebih dari Rp 400 miliar. Biaya yang dihabiskan ini tampaknya sangat sebanding jika dilihat dari kemegahan jembatan kokoh ini.
Siluet Senja
Jembatan dengan total panjang 2.264 meter ini terdiri dari rangkaian enam jembatan yang masing-masing diberi nama raja yang pernah berkuasa pada zaman Kerajaan Melayu Riau pada abad 15-18 Masehi.
1. Jembatan yang pertama sekali kita temui disebut dengan nama Jembatan Tengku Fisabilillah. Jembatan ini adalah jembatan yang paling dikenal oleh masyarakat. Jembatan ini menghubungkan Pulau Batam dengan Pulau Tonton dan memiliki lebar tinggi 642 x 350 x 38 meter. Ada sumber yang mengatakan bahwa struktur dan model jembatan ini mirip dengan golden gate-nya San Fransisco USA.. tampaknya benar sekali.

2. Jembatan kedua bernama Jembatan Narasinga yang menghubungkan Pulau Tonton dengan Pulau Nipah, berbentuk lurus tanpa lengkungan dan memiliki panjang lebar tinggi 420 x 160 x 15 meter. Tidak kalah megahnya dengan Jembatan sebelumnya.
3. Jembatan ketiga adalah Jembatan Ali Haji yang menghubungkan Pulau Nipah dengan Pulau Setokok dan memiliki panjang lebar tinggi 270 x 45 x 15 meter.
4. Jembatan keempat bernama Jembatan Sultan Zainal Abidin yang menghubungkan Pulau Setokok dengan Pulau Rempang dan memiliki panjang lebar tinggi 365 x 145 x 16,5 meter.
5. Jembatan kelima adalah Jembatan Tuanku Tambusai yang menghubungkan Pulau Rempang dengan Pulau Galang dan memiliki panjang lebar tinggi 385 x 245 x 31 meter.
6. Jembatan keenam atau yang terakhir bernama Jembatan Raja Kecil, menghubungkan Pulau Galang dengan Pulau Galang Baru dan memiliki panjang lebar tinggi 180 x 45 x 9,5 meter.
Jembatan keenam ini sangat dikenal karena nilai sejarah dari pulau yang dihubungkannya. Di Pulau Galang ini pernah dijadikan tempat penampungan sedikitnya 250.000 pengungsi dari Vietnam pada tahun 1975-1996. Bekas tempat pengungsian yang berada di Desa Sijantung, Kecamatan Galang ini masih menyisakan benda-benda atau bangunan-bangunan peninggalan para pengungsi.klik di sini untuk cerita Pulau galang dan Pengungsi Vietnam

Terlepas dari orientasi awal pembangunan Jembatan Barelang, kini Jembatan Barelang khususnya jembatan I telah dijadikan salah satu destinasi wisata bagi masyarakat tempatan, wisatawan lokal maupun internasional. Lokasi yang strategis mampu ”menghipnotis” pengunjung untuk berlama-lama berada diatas Jembatan Barelang I.
Jembatan yang bertipe “cable stayed bridge” ini membentang sepanjang 642 meter menghubungkan Pulau Batam dengan Pulau Tonton. Pada ketinggian 38 meter dari permukaan laut, para wisatawan bisa menikmati pemandangan di sekitar Jembatan Barelang I. Hamparan pulau yang bertepian laut nan biru akan memunculkan rasa takjub dan kolaborasi angin darat dengan angin lautnya bisa membuat pengunjung terlena.
Jembatan Barelang I seakan tidak pernah sepi dari pengunjung, siang maupun malam. Masyarakat sekitar Jembatan pun menuai berkah, dengan berjualan di atas Jembatan Barelang I atau di sekitarnya. Panorama Alam disekitar jembatan kadang berbanding terbalik dengan pemandangan di atas Jembatan itu sendiri. Kemacetan, sampah yang berserakan timbul akibat kurang disiplinnya pengunjung.
Jembatan Barelang I kini tidak ubahnya seperti pasar dadakan”, terkadang sebuah ironi-pun terjadi. Selain sebagai salah satu destinasi wisata, Jembatan Barelang I juga telah menjadi destinasi “kematian” bagi kaum yang sakit hati. Begitu banyak telah korban meninggal dan luka-luka sebagai akibat dari orang-orang yang dengan sengaja menceburkan diri kelaut dari atas Jembatan Barelang I dengan berbagai motif..

Pulau Galang..Island of Refugees

Malam di Batam adalah raung mesin dan derap sepatu ribuan buruh pabrik yang pulang dengan dentang lonceng dan nguing sirine. Entah bagaimana orang-orang bertahan hidup di kota industri ini, kota yang tidak mengenal jam malam. Karyawan pabrik pulang-pergi, bergantian jam kerja. Dentuman musik dari klub malam, gemerlapan kota yang tak ada matinya. Kota ini seperti tak pernah tidur, dan memang tak pernah tidur. Namun, saya yakin, dari cerita dan kisah-kisah lama orang-orangnya, betapa banyak keindahan yang disimpannya, begitu dalam rahasia yang ditanggungnya. Saya terlelap dalam kota industri ini, di blok-blok sempit ruang kontrakan para buruh.
Orang-orang Vietnam? Terdampar? Saya seperti mendengar sebuah bisikan dengan bahasa yang tidak saya ketahui. Saya seperti terlempar ke lembaran-lembaran novel yang ditulis seorang penulis terkenal di Vietnam. Saya ingin kembali ke kisah dalam lembar-lembar novel itu. Kisah seorang gadis kecil bernama Nguyen, yang terdampar di Pulau Galang bersama ribuan orang lainnya yang lari dari perang di Vietnam. Vietnam yang seperti neraka, dan ribuan orang memilih lari dari negara petani itu dengan perahu. Ribuan manusia perahu berlayar tanpa kompas, tanpa penunjuk arah yang jelas, tanpa haluan yang pasti. Nguyen, kau kah yang ada di perahu itu?
Sebuah papan petunjuk terbuat dari lempengan logam dengan cat dasar hijau bertuliskan EX CAMP VIETNAM, seperti rongga besar yang hendak menyedot saya ke masa lalu. Di sana-sini tertulis “Galang, Memory of a Tragedic Past”, saya tak bisa mengira-ngira bagaimana tragedi masa silam itu di Pulau Galang ini hingga sebegitu pentingnya untuk dituliskan. Galang, misteri apa yang kau kandung.

Saya berjalan melewati tubir, menelisik nama-nama di nisan di lokasi Nga Trang Grave itu. Betapa banyak nama Nguyen di sini. Barangkali ‘nguyen’ sama dengan ‘cut’ di bagi orang Aceh, atau ‘puti’ bagi orang Minangkabau, atau ‘raden’ bagi orang Jawa. 503 makam yang terdiri dari pengungsi Vietnam dan Kamboja yang beragama kristen dan budha. “Besarnya jumlah kematian saat itu diakibatkan karena berbagai penyakit yang mereka derita selama berlayar berbulan-bulan di laut lepas. Selain itu depresi mental membuat kondisi fisik mereka semakin lemah.” Begitu tertulis di plakat di perkuburan itu.
Di tahun 1979, Vietnam dilanda perang saudara yang tak terelakkan. Orang-orang dari Vietnam Selatan, yang kebanyakan tidak menganut paham komunis, memilih untuk meninggalkan Vietnam dan berlayar dengan perahu-perahu kecil, dihempas ombak dan gelombang, diterpa badai, juga panas yang membakar kulit. Orang-orang itu, manusia-manusia perahu itu, yang akhirnya terdampar di Pulau Galang. Salah seorang dari manusia perahu itu, Nguyen kecil dengan rambut dikepang. Nguyen, apa yang terjadi? Ia yang akhirnya diperkosa setelah kegagalan cintanya dengan seorang lelaki pribumi Pulau Galang. Cintanya kandas, cintanya tak terbalas. Dalam keputusasaan, ia menggantung diri dengan seutas tali. Membiarkan rohnya terlepas dari raganya.
      
“Tidak! Ia dibunuh,” kata seorang tua yang dari tadi memperhatikan saya kemudian berlalu. Teman-temannya, yang merasa sepenanggungan nasib dengannya di pengungsian, membuatkan tugu seadanya. Tugu mengenang seorang perempuan di barak pengungsian.
Sekarang saya berdiri di hadapanmu, berdoa. Nguyen yang dipahat di rimbun rimba raya. Tempat di mana kau menemui ajal, dalam cinta yang sekarat, dalam sakit yang tak terperikan. Beberapa sesajen terletak begitu saja di bawah tugu, sepertinya sudah lama. Saya merasa malu sendiri, karena tidak membawa apa-apa, selain kamera dan beberapa catatan-catatan kecil. Tapi setidaknya saya membawa doa. Nguyen yang di surga.


Dekat dari tugu itu, barak-barak pengungsian terhampar, tak terurus. Sebagian telah lapuk dimakan rayap dan belukar telah menjalari hingga tiang-tiang tertinggi. Barak-barak yang dulunya menampung 230.00 lebih pengungsi Vietnam, yang juga sebagian kecilnya dari Kamboja ini seperti sebuah kampung lama yang keluar dari halaman buku-buku sejarah. Betapa depresi mereka yang bertahun-tahun menghuni tempat itu, hidup dalam ketakpastian. Tidur bergerombol berdesak-desakan. Di antara barak-barak yang ditinggal pengungsi ini, saya bermenung membayangkan bahwa Nguyen adalah satu dari gadis yang tertidur lelap di dalamnya. Di tengah pemandangan pulau-pulau yang indah mempesona, ternyata ada derita manusia yang ditanggungnya.

Di tahun 1995, para pengungsi itu dipulangkan ke Vietnam oleh pemerintah Indonesia dan UNHCR, lembaga PBB untuk pengungsi. Sebagian menolak karena mengira bahwa situasi di Vietnam masih seperti dahulu, ketika mereka meninggalkan Vietnam dalam kecamuk peperangan. Saya tidak tahu, apa arti tanah air bagi mereka, dan bagaimana perang menanam kebencian dalam diri mereka. Betapa banyak mereka yang mati saat meninggalkan tanah airnya. Mereka lebih memilih bunuh diri dari pada kembali ke tanah air. Itulah perang, tak ada yang disisakan dari perang selain rasa dendam. Sebagian dari mereka membakar perahu sebagai perwujudan dari aksi protes mereka agar tak dikirim kembali ke negara asal.

Ah, apa sebenarnya yang terjadi, Nguyen? Seberapa parah perjuangan hidup di pulau ini, setelah perjuangan hidup mengarungi lautan dengan perahu-perahu kecil. Betapa berat beban kejiwaaan orang-orang di sini hingga berniat lari, entah hendak ke pulau mana lagi. Nguyen yang sendiri. Saya juga sedang “lari”, Nguyen. Lari dari kesibukan kota, dari raung mesin, dari gemerlap lampu kota. Akhirnya kita “bertemu” di sini, di Pulau Galang ini—dan saya tak lagi bisa lari. Saya seperti telah dikurung oleh masa silam pulau ini, Nguyen.

Cakrawala Senja

Suasana senja Di barelang
Hujan mengecup daun yang terdiam
semesta bertasbih di antara air mata langit
nampak seraut wajah senja membayang di cakrawala
datang dengan pesona jingga berbenang merah saga
Inilah saat terindah ketika matahari
telah begitu lelah berbagi kehangatan
seperti sebuah rasa yang terhalang jarak
di tengah riak rindu yang menghunjam
Ada deburan ombak di tepi pantai
ada hembusan angin
menyambut matahari pulang keperaduan
ada awan berarak pulang di pelukan malam
Ada cinta bermekaran di hati,
ada kamu menulis syair di setiap denyut jantungku
lalu di bibirku setiap butiran kata
kau kecup dan kau gubah menjadi puisi untukku

Aku Menikahimu karena ?

Ini adalah kisah seorang pemuda tampan yang shalih dalam memilih calon istri, kisah ini tak bisa dipastikan fakta atau tidak, namun semoga pelajaran yang ada didalamnya dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama Muslimah yang belum menikah semoga menjadi renungan.
Ia sangat tampan, taat (shalih), berpendidikan baik, orangtuanya menekannya untuk segera menikah. Mereka, orangtuanya, telah memiliki banyak proposal yang datang, dan dia telah menolaknya semua. Orangtuanya berpikir, mungkin saja ada seseorang yang lain yang berada di pikirannya. Namun setiap kali orangtuanya membawa seorang wanita ke rumah, pemuda itu selalu mengatakan "dia bukanlah orangnya!" Pemuda itu menginginkan seorang gadis yang relijius dan mempraktekkan agamanya dengan baik (shalihah). Suatu malam, orangtuanya mengatur sebuah pertemuan untuknya, untuk bertemu dengan seorang gadis, yang relijius, dan mengamalkan agamanya. Pada malam itu, pemuda itu dan seorang gadis yang dibawa orangtuanya, dibiarkan untuk berbicara, dan saling menanyakan pertanyaan satu sama lainnya, seperti biasa. Pemuda tampan itu, mengizinkan gadis itu untuk bertanya terlebih dahulu. Gadis itu menanyakan banyak pertanyaan terhadap pemuda itu, dia menanyakan tentang kehidupan pemuda itu, pendidikannya, teman-temannya, keluarganya, kebiasaannya, hobinya, gaya hidupnya, apa yang ia sukai, masa lalunya, pengalamannya, bahkan ukuran sepatunya… Si pemuda tampan menjawab semua pertanyaan gadis itu, tanpa melelahkan dan dengan sopan. Dengan tersenyum, gadis itu telah lebih dari satu jam, merasa bosan, karena ia sedari tadi yang bertanya-tanya, dan kemudian meminta pemuda itu, apakah ia ingin bertanya sesuatu padanya? Pemuda itu mengatakan, baiklah, Saya hanya memiliki 3 pertanyaan. Gadis itu berpikir girang, baiklah hanya 3 pertanyaan, lemparkanlah. Pemuda itu menanyakan pertanyaan pertama: Pemuda: Siapakah yang paling kamu cintai di dunia ini, seseorang yang dicintai yang tidak ada yang akan pernah mengalahkannya? Gadis: Ini adalah pertanyaan mudah, ibuku. (katanya sambil tersenyum) Pertanyaan ke-2 Pemuda: Kamu bilang, kamu banyak membaca Al-Qur'an, bisakah kamu memberitahuku surat mana yang kamu ketahui artinya? Gadis: (Mendegar itu wajah si Gadis memerah dan malu), aku belum tahu artinya sama sekali, tetapi aku berharap segera mengetahuinya insya Allah, aku hanya sedikit sibuk. Pertanyaan ke-3 Pemuda: Saya telah dilamar untuk menikah, dengan gadis-gadis yang jauh lebih cantik daripada dirimu, Mengapa saya harus menikahimu? Gadis: (Mendengar itu si Gadis marah, dia mengadu ke orangtuanya dengan marah), Aku tidak ingin menikahi pria ini, dia menghina kecantikan dan kepintaranku. Dan akhirnya orangtua si pemuda sekali lagi tidak mencapai kesepakatan menikah. Kali ini orangtua si pemuda sangat marah, dan mengatakan "mengapa kamu membuat marah gadis itu, keluarganya sangat baik dan menyenangkan, dan mereka relijius seperti yang kamu inginkan. Mengapa kamu bertanya (seperti itu) kepada gadis itu? beritahu kami!". 1. Pemuda itu mengatakan, Pertama aku bertanya kepadanya, siapa yang paling kamu cintai? dia menjawab, ibunya. (Orangtuanya mengatakan, "apa yang salah dengan itu?") pemuda itu menjawab, "Tidaklah dikatakan Muslim, hingga dia mencintai Allah dan RasulNya (shalallahu'alaihi wa sallam) melebihi siapapun di dunia ini". Jika seorang wanita mencintai Allah dan Nabi (shalallahu'alaihi wa sallam) lebih dari siapapun, dia akan mencintaiku dan menghormatiku, dan tetap setia padaku, karena cinta itu, dan ketakutannya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan kami akan berbagi cinta ini, karena cinta ini adalah yang lebih besar daripada nafsu untuk kecantikan. 2. Pemuda itu berkata, kemudian aku bertanya, kamu banyak membaca Al-Qur'an, dapatkan kamu memberitahuku arti dari salah satu surat? dan dia mengatakan tidak, karena belum memiliki waktu. Maka aku pikir semua manusia itu mati, kecuali mereka yang memiliki ilmu. Dia telah hidup selama 20 tahun dan tidak menemukan waktu untuk mencari ilmu, mengapa Aku harus menikahi seorang wanita yang tidak mengetahui hak-hak dan kewajibannya, dan apa yang akan dia ajarkan kepada anak-anakku, kecuali bagaimana untuk menjadi lalai, karena wanita adalah madrasah (sekolah) dan guru terbaik. Dan seorang wanita yang tidak memiliki waktu untuk Allah, tidak akan memiliki waktu untuk suaminya. 3. Pertanyaan ketiga yang aku tanyakan kepadanya, bahwa banyak gadis yang lebih cantik darinya, yang telah melamarku untuk menikah, mengapa Aku harus memilihmu? itulah mengapa dia mengadu, marah. (Orangtua si pemuda mengatakan bahwa itu adalah hal yang menyebalkan untuk dikatakan, mengapa kamu melakukan hal semacam itu, kita harus kembali meminta maaf). Si pemuda mengatakan bahwa Nabi (shalallahu'alaihi wa sallam) mengatakan "jangan marah, jangan marah, jangan marah", ketika ditanya bagaimana untuk menjadi shalih, karena kemarahan adalah datangnya dari setan. Jika seorang wanita tidak dapat mengontrol kemarahannya dengan orang asing yang baru saja ia temui, apakah kalian pikir dia akan dapat mengontrol amarah terhadap suaminya?? Pelajaran akhlak dari kisah tersebut adalah, pernikahan berdasarkan: • Ilmu, bukan hanya penampilan (kecantikan) • Amal, bukan hanya berceramah atau bukan hanya membaca • Mudah memaafkan, tidak mudah marah • Ketaatan/ketundukan/keshalihan, bukan sekedar nafsu Dan memilih pasangan yang seharusnya: • Mencitai Allah lebih dari segalanya • Mencintai Rasulullah (shalallahu ‘alai wa sallam) melebihi manusia manapun • Memiliki ilmu Islam, dan beramal/berbuat sesuai itu. • Dapat mengontrol kemarahan • Dan mudah diajak bermusyawarah, dan semua hal yang sesuai dengan ketentuan Syari'at Islam. Rasulullah shalalahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: "Wanita dinikahi karena empat hal, [pertama] karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Carilah yang agamanya baik, jika tidak maka kamu akan tersungkur fakir". (HR. Bukhori no. 5090, Muslim no. 1466)

Makna pekerjaan



Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka. Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil yang membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya.
”Om beli bunga Om.”
”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan laptopnya.
”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om,” rayu si gadis kecil.
Setengah kesal dengan nada tinggi karena merasa terganggu keasikannya si pemuda berkata, ”Adik kecil tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo Om butuh Om akan beli bunga dari kamu.”
Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe itu. Setelah menyelesaikan istirahat siangnya,si pemuda segera beranjak dari kafe itu. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya. ”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai saja.”
Bercampur antara jengkel dan kasihan sipemuda mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya. “Ini uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini sedekah untuk kamu,” ujar si pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil.
Uang itu diambilnya, tetapi bukan untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada pengemis tua yang kebetulan lewat di sekitar sana. Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung.
”Kenapa uang tadi tidak kamu ambil, malah kamu berikan kepada pengemis?”
Dengan keluguannya si gadis kecil menjawab,
”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis.”Pemuda itu tertegun, betapa ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil bahwa kerja adalah sebuah kehormatan, meski hasil tidak seberapa tetapi keringat yang menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah kebanggaan. Si pemuda itu pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena kasihan, tapi karena semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya pelajaran berharga hari itu.

Tidak jarang kita menghargai pekerjaan sebatas pada uang atau upah yang diterima. Kerja akan bernilai lebih jika itu menjadi kebanggaan bagi kita. Sekecil apapun peran dalam sebuah pekerjaan, jika kita kerjakan dengan sungguh-sungguh akan memberi nilai kepada manusia itu sendiri. Dengan begitu, setiap tetes keringat yang mengucur akan menjadi sebuah kehormatan yang pantas kita perjuangkan

Arti Sebuah Kesetiaan



Ini cerita nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo Suyatno, Direktur Fortis Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment, beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia. Apa yg diutarakan beliau adalah sangat benar sekali. Silakan baca dan dihayati.
————————————————————————————————–

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua.Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak.
Disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak keempat tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja, dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum.
Untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas waktu maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang, bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari, ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah, sudah tinggal dengan keluarga masing-masing dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yang merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yang cukup hati-hati anak yg sulung berkata “Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu, tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak, bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu”.
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-kata: “sudah yang keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak. Kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”.
Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak-anaknya: “Anak-anakku… Jikalau perkawinan & hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah.. tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian. Sejenak kerongkongannya tersekat, kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai dengan apapun.”
“Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain? Bagaimana dengan ibumu yg masih sakit.”
Sejenak meledaklah tangis anak-anak pak suyatno. Merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno. Dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno, kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yang sudah tidak bisa apa-apa.
Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yang hadir di studio, kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru. Disitulah Pak Suyatno bercerita..” Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) itu adalah kesia-siaan”.
“Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu-lucu. Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama. Dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit…”
Hidup adalah Perjuangan tanpa henti-henti, tidak usah kau tangisi hari kemarin